TO A NEW BEGINNING

TO A NEW BEGINNING

Translate Languange

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Minggu, 30 Mei 2010

MONAS (motor nasional) di 2012

Percepat deh program motor nasional (monas). Semuanya sudah dibeberkan di tulisan sebelumnya dari sisi bisnis. Keuntungan yang didapat masyarakat Indonesia akan lebih besar seandainya monas dibikin. Kalau cuek beibeh atau enggak peduli, artinya pemerintah memang membiarkan triliunan rupiah menguap ke negara pemilik merek. Uapan dana mata uang kita pun akan semakin besar kalau hitungannya suplai komponen yang sudah dimiliki produsen luar negeri, meski pabriknya ada di Indonesia.

"Di 2012 kemungkinan besar akan berlaku aturan emisi Euro III. Euro III sangat ketat ambang batas emisinya. Komponen untuk mengatur emisi yang lebih dari sekarang akan jauh lebih kompleks," ujar Taufik Hidayat, mantan Kepala Proyek Motor Nasional Expressa, Jakarta.

Tengok Thailand yang sudah duluan men yiapkan diri menyambut Euro III. Hampir semua produsen yang bermarkas di Negeri Gajah Putih itu mengaplikasi produknya dengan injeksi.4322monas2.jpg

"Teknologi injeksi hanya diproduksi sama produsen besar. Jarang produsen kecil berani membuat komponen injeksi. Artinya, kalau kebijakan enggak pro sama motor nasional sampai 2012 akan sulit tercipta monas Indonesia," ujar Taufik yang bermarkas di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Pada dasarnya industri roda dua kudu dibentuk dari awal. Teknologi motor bakar mesti diambil dari yang paling dasar. Suplai bahan bakar di monas wajib diawali dengan sistem karburator. Seandainya meloncat langsung ke injeksi tingkat kesulitannya jauh lebih tinggi. Apalagi, iklim dan kondisi bahan bakar di Indonesia kudu butuh penyesuaian.

Ambil contoh Honda Supra X 125 PGM-Fi alias Susi (Supra Injeksi), Suzuki Shogun 125 FI, dan Yamaha V-ixion yang ketiganya menggunakan teknologi suplai campuran bahan bakar-udara pakai injeksi. Butuh proses peralihan teknologi lebih dari setahun dengan basis mesin sama.

"Rangkaian komponen injeksi mayo ritas dimiliki pabrikan besar. Mereka punya perjanjian untuk mensuplai komponen ke produsen prinsipal. Seandainya ada pabrikan di luar mereka pasti cost-nya tinggi. Akhirnya, dari sisi harga motor nasional susah bersaing," jelas Taufik.

Kabar sekarang memang pemerintah, lewat Departemen Perindustrian, sedang terus menggenjot dan membahas rencana produksi monas. Targetnya sampai sebelum 2012 bisa tercapai cetak biru alias manajemen dan pusat riset motor nasional. Kalau semua itu sudah dibentuk, langkah bikin monas jadi gampang.

"Seperti di India. Pemerintah enggak cuma sendiri, tapi mengajak lembaga pendidikan untuk mempercepat terwujudnya monas. Paling penting kemudahan dan aturan suplai komponen mesti dipikirkan," bilang Vaibhav Gupta, DGM Sales & Marketing, PT Bajaj Auto Indonesia, Jakarta Selatan.

Tentunya 2012 tinggal dua tahun lagi. Dua tahun bukan waktu yang panjang. Seandainya memang enggak terwujud berarti Indonesia enggak wajib disebut salah satu produsen motor terbesar di dunia. Lha wong merek dan yang mikir bukan dari anak bangsa kok!

Gitu aja kok repot!

sumber : _motorplus_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar