TO A NEW BEGINNING

TO A NEW BEGINNING

Translate Languange

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Minggu, 30 Mei 2010

Ancaman pohon

Mengapa menjadi Ancaman ?
Namun dibalik manfaat yang disebutkan di atas terdapat ancaman yang perlu difahami. Pemahaman ini sangat penting agar kita tidak hanya terbuai oleh mitos pohon dengan sederet jasa lingkungannya namum kita mengabaikan upaya untuk meraih manfaat tersebut.

Patut disadari kawasan perkotaan bukanlah tempat tinggal asli bagi beberapa jenis pohon. Pada habitat aslinya tumbuhan hidup berdampingan secara berkelompok satu dengan lainnya, baik sejenis maupun lain jenis yang saling memperkuat “pertahanan” atas deraan dari lingkungan. Pohon-pohon tumbuh dan berkembang secara proporsional antara sistem perakaran dan sistem tajuk.

Pohon-pohon tersebut menjalani siklus hidupnya mulai dari fase benih, bibit, dewasa sampai tua dan mati. Rentang siklus hidup ini berbeda-beda ada yang berusia pendek dan ada yang panjang. Secara alami tumbuhan yang mencapai fase penuaan ditandai dengan gugurnya percabangan, dahan dan ranting yang mati, serta tumbangnya batang utama pohon tersebut.

Berbeda dengan habitat aslinya di alam, berbagai bentuk gangguan pohon di kota hampir tidak pernah absen pada setiap fase tumbuhnya. Gangguan tersebut dapat memperpendek siklus hidupnya. Walaupun demikian pada berapa jenis tampak tegar dan ditemukan tumbuh di kota-kota besar dalam usia yang cukup tua.

Di Seoul, Korea misalnya, beberapa jenis pohon seperti ginkgo (Ginkgo biloba) yang berusia di atas 600 tahun masih ditemukan, dan tidak sedikit yang berusia di atas 300 tahun. Pohon tua dengan status highly protected trees ini, selain dicatat dalam database pohon kota, juga diasuransikan dan terdaftar sebagai peninggalan sejarah kota. Juga di Singapura, banyak ditemukan pohon angsana yang berusia sekitar 60 tahun dengan keliling batang mencapai hampir delapan meter. Berdasarkan pendataan di Jakarta dilaporkan (Kompas, 31 Juli 2001) ada sekitar 20 pohon tua dengan ukuran lingkar pohon dari yang terbesar, secara berturutan, adalah beringin di halaman Kantor BRI, Jakarta Timur (17,50 m), karet kebo di Jalur Hijau Jalan Cempaka Putih Tengah (12 m) dan beringin di Istana Negara (11 m).

Ginkgo (Eun-haeng), salah satu pohon yang berusia 600 tahun di Kampus Universitas Sung Kyun Kwan, Seoul

Dalam kondisi tertentu, pohon yang mampu bertahan hidup dalam deraan lingkungan kota tersebut sering kali mengalami pertumbuhan yang tidak wajar. Secara struktural, ketidaknormalan petumbuhan pohon ini terlihat pada arsitektur tajuk yang menyimpang, percabangan jatuh menjuntai, posisi pohon tidak tegak tetapi miring membentuk sudut akibat gangguan pada perakaran, dahan, cabang dan rating mati dan mudah patah, akar lapuk oleh infeksi jamur pada bagian luka atau terserang hama serta akar papan yang muncul ke permukaan merusak perkerasan.

Pada lokasi tertentu ketidaknormalan struktural menjadi penting. Apabila ketidaknormalan terjadi di wilayah dimana terdapat objek bernyawa, barang berharga dan secara potensial mengancam atau dapat segera menjadi sasaran kerusakan bila tertimpa dahan atau batang pohon, maka status pohon tersebut dikategorikan sebagai pohon bahaya (tree-hazard).

Pohon-pohon yang mengalami kelainan struktural ini perlu mendapat perhatian serius karena berpotensi sebagai bom waktu timbulnya musibah. Tidak mustahil munculnya musibah tersebut dipercepat oleh gangguan stabilitas pohon, misalnya berupa angin kencang atau badai. Sehingga pemeliharaan aset kota yang berjasa secara ekologis ini sangat diperlukan, apabila tidak ingin menciptaka bumerang

http://qpramukanto.staff.ipb.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar